Pola Sosialisasi Dan Penjelasan Sosialisasi Represif dan Sosialisasi Partisipatif serta Ciri-Cirinya



Penjelasan Sosialisasi Represif dan Sosialisasi Partisipatif serta Ciri-Cirinya

POLA SOSIALISASI
Kita telah sampai pada inti dan proses sosialisasi ini. Yakni beberapa pola yang ada dalam proses sosialisasi. Pola dalam proses sosialisasi dikenal dua macam. yaitu
Sosialisasi represif (repressive socialization) dan sosialisasi partisipatif (partisipatory socialization). Dua pola sosialisasi ini, sebenamya lebih sering dijumpai dalam lingkungan keluarga. Namun tidak menutup kemungkinan pada lingkungan atau lokasi sosialisasi sang lain.juga menerapkan pola sosialisasi seperti ini . contoh pola-pola sosialisasi yang berada di lingkungan keluarga. Berikut Penjelasan Sosialisasi Represif dan Sosialisasi Partisipatif berserta Ciri-Cirinya 






Sosialisasi Represif

          Dilihat dan istilah represif. sosialisasi ini lebih menekankan pada penggunaan kekerasan pada prosesnya. Orang tua menempatkan dirinya pada posisi di atas, dan anak diharuskan mematuhi segala hal yang telah menjadi aturan dalam keluarga. Pola hukuman yang cenderung menimbulkan traumatis pada anak seringkali dilakukan, untuk mengukuhkan posisi orang tua  tersebut.



Ciri-Ciri Sosialisasi Represif Sebagai berikut……..

Apabila dirumuskan dengan cara lain, ciri-ciri sosialisasi represif diantaranya

1.) Menghukum perilaku yang keliru,
2.) Hukuman dan imbalân materi
3.) Kepatuhan anak kepada orang tua,
4.) Perintah sebagai komunikasi.
5.) Komunikasi nonverbal.
6.) Sosialisasi berpusat pada orang tua,
7.) Anak memperhatikan harapan orang tua, dan
8) Dalam keluarga biasanya didomnasi oiang tua.

Perilaku keluarga yang menghambat pembentukan pribadi seorang anak. antara lain adalah sifat orang tua yang otoriter. Proses kedewasaan anak akan menjadi sulit berkembang apabila orang tua bertindak otoriter terlalu lama terhadap anak. Anak tidak dapat membentuk sikap mandiri dalam bertindak sesuai dengan perannya. Seorang anak yang sejak kecil selalu dikendalikan secara berlebihan oleh orang tuanya. sesudah dewasa ia tidak akan berani mengembangkan diri, tidak dapat mengambil suatu keputusan, dan akan selalu bergantung pada orang lain. Lebih parahnya lagi, peniruan terhadap pola pendidikan kepada anak ini. akan dilakukan secara turun temurun kepada generasi berikutnya. Bahkan anak menjadi kurang dapat bergaul dengan lingkungan bermain yang ada di sekitarnya. Setiap sikap otoniter orang tua yang berlebihan akan dapat menimbulkan konflik dalam diri anak.
Dalam masyarakat tradisional, biasanya sifat otoriter orang tua lebih besar dan lebih lama. Kadang-kadang sampai anak menjadi dewasa, sifat ini masih berlanjut. Misalnya pada proses mencari jodoh, mencari pekeraan dan lainnya. Pada umumnya sifat semacam ini “diwariskan” kepada generasi berikutnya.


                

Pola ini lebih menekankan pada interaksi anak yang menjadi pusat sosialisasi dan kebutuhannya.Dalam sosialisasi, bahasa merupakan sarana yang paling baik menjadi alat penting untuk membentuk hati nurani seseorang. Bahasa juga menjadi proses perantara dalam pengembangan diri. Dengan bahasa, seseorang belajar berkomunikasi, belajar berpikir dan mengenal diri. Pengalaman-pengalaman yang terdahulu dipergunakan untuk meninjau dan menilai keadaan sekarang. Jadi. bahasa
memungkinkan seseorang untuk mengenal diri.




Ciri-Ciri Sosialisasi Partisipasi Sebagai berikut…
Apabila dirumuskan dengan cara lain. ciri-ciri sosialisasi partisipasi antara lain:

1.) Memberikan imbalan bagi perilaku baik.
2.) Hukuman dan imbalan simbolis.
3.) Otonomi anak.
4.) Interaksi sebagai komunikasi.
5.) Komunikasi verbal.
6.) Sosialisasi berpusat pada anak.
7.) Orang tua memperhatikan keinginan anak. dan
8.) Dalam keluarga biasanya mempunyai tujuan yang sama.


  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ciri-Ciri Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Ciri-Ciri Manusia Berdasarkan Usia dan Tahap-tahap Perkembangannya

Jenis, Sifat dan Ciri-Ciri Zat Berdasarkan Wujudnya serta Contohnya masing-masing